JENDELANUSANTARA.COM, Jakarta — Sejumlah doa dan usaha keluarga mengiringi hari-hari pencarian yang kini berakhir pada kepastian yang menyayat hati. Hasil tes DNA yang diterima keluarga memastikan kerangka yang ditemukan polisi adalah milik Alvaro Kiano Nugroho (6), bocah yang dilaporkan hilang sejak delapan bulan lalu di Jakarta Selatan.
Kamis siang, jenazah Alvaro dijadwalkan dipulangkan dari RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Ibunda Alvaro, Arum Indah, memejam sejenak sebelum menjawab pertanyaan wartawan. “Sepertinya begitu, karena kami pihak keluarga sudah diinfo begitu,” ucapnya. Ia menyebut keluarga akan menjemput langsung jasad putranya dan membawanya ke rumah untuk dimakamkan.
Kesedihan serupa disampaikan kakek Alvaro, Tugimin. Ia mengatakan kabar hasil DNA itu disampaikan kepada keluarga oleh kepolisian pada Rabu (3/12/2025) sore. “Sudah, ibu Kapolsek yang memberitahu tadi sore,” ujarnya, menahan suara agar tetap stabil.
Lahan Kecil untuk Tubuh Kecil
Tanah Wakaf Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Jakarta Selatan, dipilih sebagai tempat peristirahatan terakhir Alvaro. Lahan makam telah disiapkan sejak jenazah bocah itu ditemukan dan dibawa ke RS Polri pada Minggu (23/11). Petugas makam menyiapkan ruang kecil, sepanjang kurang lebih 120 sentimeter, ukuran yang identik dengan seorang siswa kelas satu sekolah dasar.
Sementara keluarga menunggu pemulangan jenazah, pagar makam sudah dibersihkan, rumput dirapikan, dan tetangga sekitar mulai menyiapkan pelayat. “Insya Allah siang jenazah sudah pulang ke rumah, belum tahu tepatnya jam berapa,” kata Arum, lirih.
Delapan Bulan Pencarian, Satu Kabar Tragis
Kisah Alvaro telah menjadi kepingan berita panjang yang menghantui banyak ingatan. Ia dilaporkan hilang sejak Maret 2025. Harapan pencarian meredup ketika polisi menemukan jasadnya di aliran Sungai Cerewed di bawah jembatan Cilalay, Kabupaten Bogor. Potongan cerita kemudian mengarah pada satu pelaku: Alex Iskandar (49), ayah tiri Alvaro sekaligus mantan suami Arum.
Alex ditangkap pada Rabu (19/11) malam. Namun hanya beberapa hari berselang, pada Minggu (23/11) pagi, ia ditemukan tewas diduga bunuh diri dengan cara gantung diri di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan. Kepolisian menyebut Alex bertindak karena motif cemburu terhadap istrinya.
Yang Tertinggal adalah Ruang Kosong
Tidak ada kalimat yang benar-benar selesai ketika menyebut nama seorang anak, apalagi yang tak lagi bisa pulang dengan tawa. Rumah keluarga kini menyiapkan satu ruang duka, sementara tanah kecil di samping masjid menunggu tubuh mungil yang telah dicari begitu lama.
Ketika liang tanah itu ditutup, mungkin yang tak tertutup adalah pertanyaan, sesal, dan kehilangan yang akan tinggal jauh lebih lama dari upacara pemakaman. Namun keluarga memilih menjemput kepastian itu dengan pasrah, karena kabar pulang, meski dalam sunyi, lebih baik daripada tak ada kabar sama sekali. (ihd)













