Saudi Tunda Normalisasi dengan Israel sampai Negara Palestina Terbentuk

Selasa, 29 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot dalam konferensi tingkat tinggi internasional tentang implementasi solusi dua negara yang diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi dan Prancis di New York, Senin (28/7/2025). (Anadolu)

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot dalam konferensi tingkat tinggi internasional tentang implementasi solusi dua negara yang diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi dan Prancis di New York, Senin (28/7/2025). (Anadolu)

JENDELANUSANTARA.COM, New York  — Arab Saudi menegaskan tidak akan menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel kecuali jika negara Palestina terbentuk dan perang di Gaza dihentikan. Sikap ini disampaikan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot di sela Konferensi Tingkat Tinggi Internasional tentang solusi dua negara, Senin (28/7), di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.

“Bagi Kerajaan, pengakuan atas Israel sangat berkaitan erat dengan pembentukan negara Palestina,” ujar Pangeran Faisal ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait kemungkinan Arab Saudi bergabung dalam Abraham Accords, perjanjian normalisasi diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Arab yang diluncurkan pada 2020.

Pernyataan ini merupakan penegasan paling terang dari Riyadh dalam mengaitkan prospek hubungan resmi dengan Israel terhadap kemajuan solusi dua negara.

Pangeran Faisal menambahkan, dialog soal normalisasi tidak bisa dimulai selama perang dan penderitaan di Jalur Gaza masih berlangsung. “Tidak ada alasan, bahkan tidak ada kredibilitas, untuk membicarakan normalisasi di tengah kematian, penderitaan, dan kehancuran yang terus terjadi di Gaza,” katanya.

Dalam pernyataan lanjutannya, Pangeran Faisal menyebut bahwa inisiatif dialog baru mungkin bisa dimulai bila ada kemajuan signifikan menuju pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. “Jika hal itu telah terwujud, maka tentunya kita bisa berbicara tentang normalisasi,” ujarnya.

Konferensi internasional yang diselenggarakan bersama Arab Saudi dan Prancis ini bertujuan membangun kembali konsensus global atas solusi dua negara sebagai jalan keluar damai atas konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh dekade. (ihd)

Berita Terkait

Jepang Minta G20 Tetap Solid Usai Trump Nyatakan Tak Undang Afsel ke KTT Florida 
Petro ke Trump: Koar-koar Berantas Narkoba, Padahal Incar Minyak Venezuela
Upaya Damai Rusia–Ukraina Maju Pesat, Trump Klaim Kesepakatan Kian Dekat
Prestasi Internasional: AHY Terima Nanyang Distinguished Alumni Award 2025
Dirjen Bina Adwil Safrizal Dorong Kolaborasi Global untuk Percepat Pengembangan Kota Cerdas
450 Tokoh Yahudi Desak PBB Jatuhkan Sanksi ke Israel atas Genosida di Gaza
Gencatan Senjata Kembali Berlaku, Bantuan Kemanusiaan Dilanjutkan
Gencatan Senjata, Israel Tetap Angkat Senjata, 97 Warga Gaza Tewas

Berita Terkait

Jumat, 28 November 2025 - 10:29 WIB

Jepang Minta G20 Tetap Solid Usai Trump Nyatakan Tak Undang Afsel ke KTT Florida 

Kamis, 27 November 2025 - 07:42 WIB

Petro ke Trump: Koar-koar Berantas Narkoba, Padahal Incar Minyak Venezuela

Rabu, 26 November 2025 - 10:30 WIB

Upaya Damai Rusia–Ukraina Maju Pesat, Trump Klaim Kesepakatan Kian Dekat

Jumat, 21 November 2025 - 21:44 WIB

Prestasi Internasional: AHY Terima Nanyang Distinguished Alumni Award 2025

Senin, 10 November 2025 - 20:55 WIB

Dirjen Bina Adwil Safrizal Dorong Kolaborasi Global untuk Percepat Pengembangan Kota Cerdas

Berita Terbaru