Distribusi Bantuan di Gaza Makan Korban Hampir 800 Warga Palestina

Sabtu, 12 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JENDELANUSANTARA.COM, Jenewa — Tragedi kemanusiaan terus berlangsung di Gaza. Sedikitnya 798 warga Palestina tewas ketika mencoba mengakses bantuan kemanusiaan sejak akhir Mei 2025. Angka itu disampaikan Kantor Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), Jumat (11/7/2025), di Jenewa.

Dari jumlah tersebut, 615 orang tewas di sekitar pusat distribusi bantuan yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza, sementara 183 lainnya meninggal di sepanjang jalur konvoi bantuan. OHCHR menyatakan, insiden-insiden itu melibatkan langsung kekuatan militer Israel.

”Warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, menjadi korban saat hanya ingin mendapat makanan dan air,” ujar juru bicara OHCHR dalam jumpa pers.

Laporan ini mempertegas kekhawatiran komunitas internasional terhadap sistem distribusi bantuan yang saat ini berlaku di Gaza. Awal Juli, sebanyak 169 organisasi kemanusiaan mengeluarkan seruan bersama agar sistem distribusi bantuan dikembalikan kepada mekanisme yang dipimpin PBB.

Mereka mengutip sejumlah laporan bahwa warga Palestina kerap menjadi sasaran tembakan ketika berada di titik distribusi atau menunggu bantuan. Situasi diperburuk dengan diberlakukannya sistem distribusi baru yang dipimpin Amerika Serikat dan Israel, melalui Yayasan Kemanusiaan Gaza.

Dalam pernyataan bersama, organisasi-organisasi itu—yang mencakup lembaga dari Eropa, AS, dan Israel—menyebut sistem baru sebagai “tidak netral dan membahayakan warga sipil”. Mereka menyoroti fakta bahwa banyak lembaga bantuan menolak bekerja sama dengan yayasan itu karena kaitannya dengan otoritas Israel.

”Distribusi yang seharusnya menyelamatkan justru menghilangkan nyawa,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Hingga Maret lalu, PBB masih menjadi koordinator utama distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza. Namun, operasi mereka tersendat setelah Israel memperketat blokade atas wilayah tersebut.

Bantuan kemanusiaan mulai kembali masuk ke Gaza sejak akhir Mei, tetapi dikendalikan oleh sistem distribusi baru. OHCHR menegaskan bahwa situasi ini tidak bisa dibiarkan dan mendesak perlindungan penuh terhadap warga sipil sesuai hukum internasional. (ihd)

Berita Terkait

UNCTAD Apresiasi Ekosistem Ekonomi Kreatif Indonesia sebagai Model bagi Negara Berkembang
Jepang Minta G20 Tetap Solid Usai Trump Nyatakan Tak Undang Afsel ke KTT Florida 
Petro ke Trump: Koar-koar Berantas Narkoba, Padahal Incar Minyak Venezuela
Upaya Damai Rusia–Ukraina Maju Pesat, Trump Klaim Kesepakatan Kian Dekat
Prestasi Internasional: AHY Terima Nanyang Distinguished Alumni Award 2025
Dirjen Bina Adwil Safrizal Dorong Kolaborasi Global untuk Percepat Pengembangan Kota Cerdas
450 Tokoh Yahudi Desak PBB Jatuhkan Sanksi ke Israel atas Genosida di Gaza
Gencatan Senjata Kembali Berlaku, Bantuan Kemanusiaan Dilanjutkan

Berita Terkait

Kamis, 4 Desember 2025 - 21:38 WIB

UNCTAD Apresiasi Ekosistem Ekonomi Kreatif Indonesia sebagai Model bagi Negara Berkembang

Jumat, 28 November 2025 - 10:29 WIB

Jepang Minta G20 Tetap Solid Usai Trump Nyatakan Tak Undang Afsel ke KTT Florida 

Kamis, 27 November 2025 - 07:42 WIB

Petro ke Trump: Koar-koar Berantas Narkoba, Padahal Incar Minyak Venezuela

Rabu, 26 November 2025 - 10:30 WIB

Upaya Damai Rusia–Ukraina Maju Pesat, Trump Klaim Kesepakatan Kian Dekat

Jumat, 21 November 2025 - 21:44 WIB

Prestasi Internasional: AHY Terima Nanyang Distinguished Alumni Award 2025

Berita Terbaru

Dengan Lego MRI scanner, anak-anak diajak mengenal proses pemeriksaan secara bertahap dan bersahabat. (Istimewa)

Kesehatan

RSCM Dukung Program LEGO MRI untuk Redam Kecemasan Anak

Sabtu, 13 Des 2025 - 21:42 WIB