JENDELANUSANTARA.COM, Jakarta –
Kabar duka datang dari Jalur Gaza. Direktur Rumah Sakit Indonesia, dr. Marwan Al-Sultan, meninggal dunia bersama istri dan sejumlah anaknya setelah serangan udara Israel menghantam kediamannya di kawasan barat Kota Gaza, Selasa (2/7/2025) malam waktu setempat. Jenazah mereka telah dievakuasi ke Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza.
Kematian dr. Marwan mengguncang komunitas kemanusiaan internasional, termasuk di Indonesia. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, mengecam keras insiden tersebut sebagai bentuk nyata pelanggaran terhadap prinsip-prinsip perlindungan misi kemanusiaan.
“Serangan terhadap rumah sakit dan tenaga medis merupakan kejahatan perang. Ini telah melampaui batas nalar kemanusiaan,” ujar Mardani dalam keterangan tertulis, Kamis (3/7).
Ia menyebut, serangan tersebut terjadi dalam konteks eskalasi kekerasan yang terus memburuk di Jalur Gaza. Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 67 warga Palestina dilaporkan tewas, termasuk 11 orang yang meninggal saat menunggu bantuan kemanusiaan.
Sebelumnya, lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melaporkan bahwa Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara mengalami kerusakan parah akibat serangan militer Israel. Plafon runtuh menimpa peralatan medis dan kaca jendela pecah, mengganggu pelayanan kesehatan warga.
Tragedi yang menimpa dr. Marwan bukan yang pertama. Sejak awal agresi Israel pada 7 Oktober 2023, Rumah Sakit Indonesia telah berulang kali menjadi sasaran. Serangan terakhir pada akhir Mei lalu menyebabkan kerusakan struktural yang signifikan, memperburuk krisis medis di wilayah itu.
MER-C Indonesia memastikan bahwa dr. Marwan gugur akibat serangan langsung ke apartemen tempat tinggalnya. Ia dikenal sebagai salah satu ujung tombak layanan kesehatan bagi korban kekerasan di Gaza.
Mardani menyerukan agar dunia tidak tinggal diam. “Parlemen di seluruh dunia harus bersikap tegas, mendorong mekanisme akuntabilitas internasional, dan menjamin perlindungan warga sipil serta tenaga kemanusiaan,” ujarnya.
Sejak agresi militer dimulai, lebih dari 56.500 warga Palestina—mayoritas perempuan dan anak-anak—telah terbunuh dan 133.419 lainnya mengalami luka-luka.
Penderitaan rakyat Gaza belum menunjukkan tanda akan berakhir. Namun, semangat solidaritas dan kemanusiaan, sebagaimana diperlihatkan dr. Marwan, tetap menjadi pengingat bahwa keberpihakan pada korban tidak boleh pudar. (ihd)













