JENDELANUSANTARA.COM, Washington — Kritik tajam kembali diarahkan kepada Amerika Serikat terkait kebijakannya terhadap Venezuela. Presiden Kolombia Gustavo Petro menilai sikap konfrontatif Washington bukan didorong oleh upaya memberantas perdagangan narkoba, melainkan keinginan mengamankan akses terhadap cadangan minyak raksasa Venezuela.
“(Minyak) adalah inti dari persoalan ini,” ujar Petro dalam wawancara dengan CNN, seperti dikutip RIA Novosti, Rabu (26/11). Ia menekankan bahwa Venezuela memiliki cadangan minyak terbukti terbesar di dunia, yang membuat negara itu selalu berada dalam kalkulasi geopolitik AS.
Petro berpendapat isu minyak akan kembali menjadi agenda utama dalam negosiasi Washington–Caracas, terutama karena Presiden AS Donald Trump, menurut dia, tidak menaruh perhatian pada upaya demokratisasi Venezuela maupun pemberantasan narkotika.
Presiden Kolombia itu juga sejak lama mengkritik retorika keras Trump terhadap Caracas, termasuk pengerahan kapal perang AS di kawasan Karibia. Langkah tersebut secara resmi diklaim untuk memerangi penyelundupan narkoba, tetapi Petro meyakini tujuan sesungguhnya ialah menekan hingga menjatuhkan Presiden Nicolas Maduro.
Sejak awal September, Trump mengizinkan operasi militer terhadap kapal yang dicurigai terlibat penyelundupan narkoba di Karibia dan Pasifik Timur. Puluhan kapal dihancurkan dan lebih dari 80 orang tewas dalam rangkaian operasi tersebut.
Pada awal November, Trump menyatakan bahwa kekuasaan Maduro “tinggal menunggu waktu berakhir”, meskipun ia menegaskan AS tidak merencanakan perang terbuka terhadap Venezuela. Pada Selasa, Trump juga mengatakan “mungkin” bersedia berbicara langsung dengan Maduro, membuka ruang spekulasi mengenai arah kebijakan AS di kawasan itu. (ihd)













