KENDELANUSANTARA.COM, Ankara, Istanbul — Ketegangan antara Iran dan Israel memasuki babak baru yang semakin mengkhawatirkan setelah aksi saling serang yang menelan ratusan korban jiwa dan luka. Iran menegaskan akan melanjutkan operasi militernya hingga Israel “menyesali tindakannya”, sementara Israel mengancam akan membakar Teheran bila serangan berlanjut.
Pernyataan keras itu disampaikan Juru Bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, dalam siaran televisi pemerintah pada Sabtu (14/6/2025). Ia menanggapi serangan udara Israel yang dilakukan sehari sebelumnya, Jumat dini hari, terhadap sejumlah fasilitas strategis Iran.
“Kami akan melanjutkan operasi kami hingga rezim Zionis kriminal merasa menyesal,” ujar Shekarchi.
Serangan Balasan Berdarah
Serangan udara Israel disebut menghantam fasilitas nuklir dan pangkalan rudal di Iran. Berdasarkan laporan resmi yang dirilis media pemerintah, serangan itu menewaskan setidaknya 104 warga Iran, termasuk sejumlah komandan tinggi Garda Revolusi Islam (IRGC) dan sembilan ilmuwan nuklir, serta melukai hampir 380 orang lainnya.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal balistik ke berbagai wilayah di Israel. Rudal-rudal tersebut dilaporkan menghantam area permukiman dan militer, menewaskan tiga orang warga Israel dan menyebabkan lebih dari 170 orang terluka.
Ancaman ke Ibu Kota
Menanggapi serangan balasan Iran, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, melontarkan ancaman terbuka terhadap Teheran. Dalam pernyataannya, Katz menyebut Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah “menyandera rakyatnya sendiri” dan menyeret negara ke dalam konflik yang akan berakibat fatal.
“Jika Khamenei terus menembakkan rudal ke wilayah Israel, Teheran akan dibakar,” tegas Katz.
Pernyataan itu mempertegas posisi Israel yang tidak akan segan melancarkan serangan langsung ke jantung pemerintahan Iran jika ancaman militer berlanjut.
Kekhawatiran Internasional
Situasi ini memicu kekhawatiran komunitas internasional terhadap potensi eskalasi konflik di Timur Tengah. Sejumlah negara menyerukan penahanan diri dari kedua belah pihak dan mendesak intervensi diplomatik guna mencegah meluasnya dampak konflik ke kawasan lain.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi tentang keterlibatan negara-negara besar atau sekutu masing-masing dalam konflik terbuka ini, namun para analis menilai situasi sangat rentan berkembang menjadi perang regional. (ihd)
Sumber: Anadolu, Sputnik, RIA Novosti.