Ironi Literasi di Buleleng: Ratusan Siswa SMP Belum Mampu Membaca

Rabu, 16 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

{

{"remix_data":[],"remix_entry_point":"challenges","source_tags":["local"],"origin":"unknown","total_draw_time":0,"total_draw_actions":0,"layers_used":0,"brushes_used":0,"photos_added":0,"total_editor_actions":{},"tools_used":{"resize":1},"is_sticker":false,"edited_since_last_sticker_save":true,"containsFTESticker":false}

JENDELANUSANTARA.COM, Buleleng — Ratusan siswa sekolah menengah pertama di Kabupaten Buleleng, Bali Utara, masih mengalami kesulitan membaca. Di tengah derasnya arus digitalisasi, mereka justru belum mengenal huruf secara utuh. Sebagian bahkan belum bisa membaca sama sekali.

Di sebuah ruang kelas SMP negeri di Kecamatan Gerokgak, suasana hening saat seorang guru meminta murid membaca buku. Lima menit berlalu, tak satu pun suara terdengar. Di sudut kelas, seorang siswa tampak hanya membuka-buka halaman, tetapi tak membaca sepatah kata pun.

Kondisi serupa terjadi di sejumlah sekolah di Buleleng. Dinas Pendidikan Kabupaten mencatat, sebanyak 363 siswa SMP mengalami kesulitan membaca. Dari jumlah itu, 155 siswa masuk kategori Tidak Bisa Membaca (TBM) dan 208 lainnya Tidak Lancar Membaca (TLM). Data ini diungkapkan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, Rabu (16/4/2025).

Menurut Ariadi, masalah literasi ini bukan semata soal akademik. Sejumlah faktor disebut turut memengaruhi, seperti minimnya motivasi belajar, gangguan disleksia, disabilitas, serta trauma akibat kekerasan atau perundungan. “Ada yang tidak bisa membaca karena pernah mengalami kekerasan di masa kecil,” ujar Ariadi.

Dampak pandemi Covid-19 juga memperburuk kondisi. Masa pembelajaran jarak jauh lebih dari satu tahun memperlebar kesenjangan literasi, khususnya bagi siswa dari keluarga tidak mampu. Banyak di antara mereka melewati jenjang SD ke SMP tanpa kemampuan baca-tulis yang memadai.

Ketua Dewan Pendidikan Buleleng, I Made Sedana, menyebut lemahnya perhatian orangtua dan sistem pengajaran yang terlalu administratif sebagai penyebab lain. “Guru kebanyakan sibuk urus laporan, bukan fokus mengajar,” kata Sedana.

Ia menilai, rendahnya minat baca turut menjadi akar persoalan. Anak-anak lebih akrab dengan layar ponsel dibanding buku. “Disuruh baca tidak bisa. Tapi dikasih handphone, mereka bisa ketik cepat. Budaya menulis hilang,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Buleleng tengah menyiapkan sejumlah langkah. Ketua DPRD Buleleng, Ketut Ngurah Arya, mengusulkan program les tambahan di luar jam sekolah bagi siswa yang belum bisa membaca. Dana BOS disebut bisa dialokasikan untuk kebutuhan itu, termasuk menggandeng pihak ketiga jika diperlukan.

Namun, untuk saat ini, Dinas Pendidikan masih mengandalkan guru-guru yang ada. “Kami minta kepala sekolah menambah jam belajar membaca dan memberikan pendampingan khusus,” ujar Ariadi.

Fenomena ini menjadi ironi pendidikan di Buleleng. Di saat dunia bergerak cepat dalam teknologi informasi, masih ada ratusan anak yang belum mampu memahami huruf demi huruf di hadapan mereka. Mereka duduk di bangku sekolah, tetapi belum benar-benar mengenal dunia literasi. (ihd)

Berita Terkait

Tuntas dalam 5 Hari, Jembatan Gantung Tampang Muda Kini Kembali Bisa Dilintasi
Gunung Dempo di Pagaralam Jadi Lebih Tinggi dan Membesar dalam Sepekan
Muhammadiyah Apresiasi Polisi Amankan Demo di Pati Hingga Warga Kembali Beraktivitas Normal
Yogyakarta Raih Kota Layak Anak Kategori Utama, Bidik Kategori Paripurna 
Dugaan Keracunan MBG di Mlati – Sleman, Korban Bertambah Jadi 178 Siswa
Pemkot Yogya Ajak Warga dan OPD Hidupkan Produk Lokal Lewat Nglarisi
Reresik Malioboro, 400 Warga Turun Bersihkan Sumbu Filosofi Yogyakarta
KPK Dalami Dugaan Aliran Dana ke Bupati Pati dalam Kasus Suap Proyek Kereta

Berita Terkait

Minggu, 28 September 2025 - 16:28 WIB

Tuntas dalam 5 Hari, Jembatan Gantung Tampang Muda Kini Kembali Bisa Dilintasi

Rabu, 20 Agustus 2025 - 08:42 WIB

Gunung Dempo di Pagaralam Jadi Lebih Tinggi dan Membesar dalam Sepekan

Sabtu, 16 Agustus 2025 - 16:36 WIB

Muhammadiyah Apresiasi Polisi Amankan Demo di Pati Hingga Warga Kembali Beraktivitas Normal

Kamis, 14 Agustus 2025 - 09:50 WIB

Yogyakarta Raih Kota Layak Anak Kategori Utama, Bidik Kategori Paripurna 

Rabu, 13 Agustus 2025 - 17:51 WIB

Dugaan Keracunan MBG di Mlati – Sleman, Korban Bertambah Jadi 178 Siswa

Berita Terbaru