JENDELANUSANTARA.COM, Jakarta – Femila Sinukaban tiba di gala perdana Wasiat Warisan dengan senyum yang tak sepenuhnya menutupi gugupnya. Ini debut layar lebarnya. Di film produksi Pariban Indo Media (PIM) Production itu, perempuan Batak Karo ini memerankan Maria, gadis Batak Toba yang tutur katanya harus terdengar selembut dan setegas tanah asalnya.
“Beda banget,” kata Femila, mengakui jarak dialek antara Batak Karo dan Batak Toba. Ia mengatakannya sambil tertawa kecil, seperti menyadari bahwa garis marga yang ia sandang ternyata belum tentu menjamin kelenturan lidah.
Sebagai penyanyi jebolan Indonesian Idol 2021, dunia film bukan wilayah awal yang familiar. Namun tawaran sutradara Agustinus Sitorus membuatnya melompat masuk.
“Aku pasti happy banget, terima kasih buat Pak Agus,” ujarnya. Di balik layar, Agustinus digambarkan sebagai sosok yang sabar mengarahkan. Senyumannya, kata Femila, “membantu banget buat menenangkan.”
Dua pelatih —acting coach dan speech coach– menjadi ‘pagar’ utama dalam proses kreatifnya. Fokus latihan: menaklukkan dialek Toba. Prosesnya panjang, kadang melelahkan, tapi bagi Femila, penting untuk menghadirkan Maria yang terasa hidup, bukan sekadar imitasi.
Di Samosir, lokasi syuting yang sekaligus menjadi tempat pulang bagi banyak orang Batak, Femila menemukan kejutan kecil: nostalgia. Ia sudah lama tak kembali, tapi Danau Toba menyambutnya dengan tenang, seolah mengingatkan siapa pun yang datang bahwa tempat ini punya cara sendiri menyembuhkan penat.
“Indah banget,” katanya, matanya berbinar. Keindahan itu menyatu dengan atmosfer syuting yang ia sebut “happy” dan “seru banget”. Para pemain dan kru membuat hari-hari panjang di lapangan terasa ringan.
Dalam Wasiat Warisan, Femila Sinukaban bukan hanya memulai perjalanan sebagai aktris. Ia juga memetakan ulang jarak antara identitas dan ekspresi: menjadi Batak bukan perkara marga semata, melainkan proses memahami keragaman yang terhampar di dalam suku itu sendiri. Dan di debutnya, Femila memilih untuk belajar –pelan, tekun, dan penuh rasa ingin tahu. (ihd)













