JENDELANUSANTARA.COM, Jakarta – Suasana di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (2/10/2025) pagi, terasa lebih cair. Usai Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Presiden RI Prabowo Subianto ikut larut dalam lantunan lagu-lagu nasional bersama sejumlah pejabat negara.

Panggung sederhana yang didirikan di area monumen menjadi ruang kebersamaan. Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya bergantian membawakan lagu-lagu patriotik, mulai dari Indonesia Pusaka, Tanah Airku, Bangun Pemudi Pemuda, hingga Garuda Pancasila.
Prabowo tampak tak sekadar menjadIBpenonton. Sesekali ia ikut bersenandung, bahkan mengacungkan jari telunjuknya dengan semangat saat bait “Masa yang akan datang kewajibanmulah” dari lagu Bangun Pemudi Pemuda dilantunkan. Sorak dan tepuk tangan para tamu undangan menambah hangat suasana.
Senyum dan Sapaan
Sebelum momen bernyanyi bersama itu, Presiden lebih dulu menyalami sejumlah tamu negara serta perwakilan negara sahabat. Ia juga menyapa kelompok paduan suara SMK Negeri 2 Cibinong, Jawa Barat, yang sejak awal upacara mengiringi jalannya acara dengan lagu-lagu kebangsaan. Kepada para siswa, Prabowo tak segan berfoto bersama.
“Terima kasih sudah bernyanyi dengan penuh semangat,” ucap Presiden, sembari menepuk pundak salah satu anggota paduan suara.
Upacara Pertama
Hari Kesaktian Pancasila tahun ini menjadi catatan tersendiri. Untuk pertama kalinya, Prabowo memimpin langsung upacara di Monumen Pancasila Sakti. Tepat pukul 08.00 WIB, ia hadir sebagai inspektur upacara, mengenang tragedi gugurnya Pahlawan Revolusi pada 30 September 1965.
Di lokasi, Prabowo disambut Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bersama jajaran menteri dan pejabat tinggi negara. Meski upacara berlangsung khidmat, suasana selepasnya justru penuh keakraban. Lagu-lagu nasional yang biasanya bergema di ruang kelas atau lapangan sekolah, pagi itu menyatukan Presiden, para menteri, aparat, hingga siswa-siswi yang hadir.
Di tengah peringatan sejarah yang sarat duka, hangatnya nyanyian bersama menjadi pengingat lain: Pancasila bukan hanya milik masa lalu, melainkan semangat yang hidup dan terus diwariskan. (ihd)













