JENDELANUSANTARA.COM, Jakarta — Juara dunia MotoGP 2025, Marc Marquez, menilai masa-masa sulit dalam kariernya bisa datang kapan saja meski dirinya baru saja tampil dominan bersama Ducati. Pebalap berusia 32 tahun itu menegaskan tidak ingin terjebak pada pencapaian statistik, melainkan tetap bersiap menghadapi fase menurun.
“Saya tidak ingin terobsesi dengan statistik karier,” ujar Marquez dalam sebuah acara Estrella Galicia di Jakarta, Selasa. “Penurunan itu akan datang ketika hasil saya menurun.”
Sepanjang musim 2025, Marquez mencatat performa impresif dengan 11 kemenangan grand prix dan 14 kemenangan sprint. Catatan tersebut mengantarnya mengamankan gelar juara dunia ketujuh di kelas premier, sekaligus menjadi gelar pertama sejak cedera patah lengan pada 2020 yang memaksanya absen panjang. Ia bahkan memastikan gelar dengan lima seri tersisa setelah tujuh akhir pekan beruntun membukukan 37 poin, dari Aragon hingga Hungaria.
Meski absen di empat seri terakhir akibat cedera yang dialami saat tampil di MotoGP Indonesia di Mandalika, Marquez tetap menutup musim dengan keunggulan 78 poin atas peringkat kedua klasemen.
Marquez menilai sejak awal musim, tanda-tanda positif sudah terlihat, termasuk ketika ia tampil kompetitif di Qatar, sirkuit yang biasanya sulit baginya. Ia mengakui pada awal tahun lebih menjagokan rekan setimnya, Francesco “Pecco” Bagnaia, sebagai kandidat kuat juara.
“Sejak awal, Pecco adalah favorit,” ujarnya. Ia menyebut performanya di Qatar menjadi indikator penting bahwa musim berjalan ke arah yang tepat.
Menatap 2026, Marquez menargetkan kondisi fisik pulih sepenuhnya pada awal Maret. Ia menyatakan tetap menjadikan perebutan gelar sebagai prioritas utama. “Untuk 2026, ini saatnya bertarung memperebutkan gelar. Targetnya adalah mencapai 100 persen pada minggu pertama Maret,” kata dia.
Marquez juga menegaskan tidak menjadikan rekor 13 gelar milik Angel Nieto sebagai obsesi. Menurutnya, target itu masih jauh dan ia memilih menjalani perjalanan karier setahap demi setahap. “Saya tidak ingin terobsesi dengan ‘12+1’ milik Angel Nieto. Itu terasa sangat jauh,” ujarnya.
Meski demikian, ia menyadari persaingan akan semakin ketat dengan kehadiran pembalap muda. Namun, keberhasilan kembali meraih gelar dunia setelah enam tahun menjadi capaian terpenting dalam fase kariernya.
“Tujuan utama hidup saya sebagai atlet adalah menang lagi, dan saya sudah mendapatkannya,” kata Marquez. “Tapi begitulah hidup, penurunan itu akan datang, dan para pembalap muda akan menekan keras.” (ihd)













